Kamis, 12 November 2009

SAMPAH Sumber Kehidupan???


SAMPAH adalah masalah yang sering sekali kita jumpai disetiap kehidupan. Permasalahan tentang sampah ini memang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan bermasyarakat terutama didaerah perkotaan. namun permasalaan sampah dapat ditanggulangi dengan berbagai macam cara salah satunya ialah dengan melakukan program Komposting. Pada hakikatnya Sampah jika ditangani dengan baik akan menghasilkan dan memberi nilai tambah ekonomis.

Sampah secara umum dapat dibedakan menjadi beberapaunsur yakniOrganik, Plastik,Kertas, Kaleng,Kaca, B3 dan lain sebagainya. Sdangkan sampah organik merupakan posentase terbesar dari unsur-unsur sampah tersebut. Sampah organik dapat dijadikan sebagai pupuk kompos. Dengan itu sampah yang terbuang dapat dikurangi dan bernilai ekonomis. Volume sampah yang setiap harinya bertambah akan semakin menambah permasalahan lingkungan jika dibiarkan begitu saja. Kurang lebih 40 Ton sampah yang dihasilkan kota probolinggo di TPA sukabumi belum lagi sampah yang ada di pekarangan masyarakat sendiri. Hal ini perlu pemikiran dan cara yang efektif dalam menangani permasalahan Sampah ini.

Jika sampah yang begitu banyak ini datang setiap harinya dan menumpuk, seberapa pun luas areal “Tempat Pembuangan Akhir” sampah itu dipastikan cepat penuh. Maka salah satu solusi yang dilakukan Pemerintah Kota Probolinggo melalui Badan Lingungan Hidup dibentuklah UPT PSL. Tugas UPT-PSL ini adalah untuk mengolah sampah menjadi pupuk kompos. Sebenarnya sampah organik, yang bisa diurai mikroorganisme jika dibiarkan teronggok, lambat laun akan hancur. Sementara sampah non-organik, yang sulit terurai, masih bisa didaur ulang.

Dari hasil penelitian Sebagian besar Sampah yang dihasilkan di TPA Sukabumi adalah Kurang lebih 70% Sampah Organik dan sisanya Sampah Non-Organik. Untuk itulah perlu adanya pengolahan Sampah agar dapat memiliki nilai ekonomis. Pengolahan Sampah organik yang diolah menjadi Kompos telah dirasakan oleh sebagian besar masyarakat kota probolinggo karena selain Murah mereka yang mengumpulkan Sampahnya sendiri akan mendapat Kompos sesuai dengan berapa yang ia kumpulkan.

Untuk menangani sampah, Badan Lingkungan Hidup (BLH) melibatkan masyarakat. Sejak 2007 lalu, dibentuk kelompok masyarakat yang memiliki tugas melakukan pemilahan sampah organik dan non-organik.Pengelompokan masyarakat dalam hal pembuatan kompos itu mendapat tanggapan positif. Setiap kali 5 sak sampah organik terkumpul, maka kelompok masyarakat bisa segera menghubungi unit komposting di TPA Sukabumi.

Petugas dari BLH kemudian menjemput sampah-sampah itu untuk diangkut ke TPA dan selanjutnya diolah menadi kompos. Pembuatan Kompos membutuhkan waktu 21 hari dengan 8 tahap pengolahan. Dimulai dengan Proses Pencacahan yakni, semua sampah dipotong-potong kecil sehingga memudahkan proses fermentasi. Selanjutnya, potongan-potongan sampah dicampur kotoran ternak, gula tetas, EM4 (cairan mikro-organisme) dan air.

Selanjutnya Proses Pemupukan, sampah ditutup plastik sehingga benar-benar membusuk. Sampah pun dibiarkan matang sehingga wujudnya berubah menyerupai tanah. Setelah itu kompos yang sudah hampir jadi itu dikeringkan, digiling, diayak, dan terakhir dikemas. Setelah dikemas, pupuk kompos itu sebagian besar (70%) dikembalikan ke kelompok masyarakat, dan sebagian kecil (30%) untuk UPT PSL pun un menjual kompos itu dengan harga relatif murah, Rp 750/Kg. “Khusus kelompok tani mendapat diskon 50 persen, sehingga harganya Rp 375 per kilogram,” tandas Ahmad Riyono.

Biasanya yang paling banyak mengkonsumsi pupuk kompos “made in” Probolinggo itu adalah dari kalangan petani bunga hias. “Kalangan perkebunan pun juga melirik kompos produksi kami, bahkan sampai dijual di Banyuwangi,” ujarnya. Dengan Adannya UPT-PSL Kompos ini TPA Sukabumi dapat dijadikan TPA percontohan dan dijadikan Studi Lingkungan karena selain Sampah yang mampu diredusi dan diolah dengan baik, TPA Sukabumi memiliki Lingkungan yang bersih dan asri. Sampah yang datang langsung diproses sehingga tidak sampai menumpuk. Ini adalah bukti kesuksesan Kota Probolinggo dan Seluruh Aspek yang ikut serta dalam mensukseskan Program pemerintah Khususnya dalam Pengolahan Lingkungan Hidup. Sehingga Kota Probolinggo menjadi Kota yang bersih, Sehat, Tentram, Aman, Rukun dan Indah (BESTARI).
J&J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Boleh Kasih Masukan Disini???