Selasa, 17 November 2009

”REHAB DRAINASE, TUNJANG INFRASTRUKTUR KOTA JADI LEBIH BAIK ”

Drainase perkotaan menjadi tema yang sangat mendesak untuk dibicarakan karena memegang fungsi sentral dalam hal pengendalian air. Hal ini menjadi tanggung jawab besar Pemerinta Kota Probolingggo khususnya Dinas Pekerjaan Umum. Dinas Pekerjaan Umum bidang pengairan Kota Probolinggo memiliki tugas untuk membangun pengairan sekunder dan primer berupa Drainase. Sistem Drainase berarti sistem pengatusan atau pengeringan kawasan atas air hujan yang menggenang.

Idealnya, pada rencana induk kota, Sistem Drainase Perkotaan harus dikembangkan salurannya sendiri, mulai dari air hujan, masuk ke selokan/parit sampai dengan meresap ke dalam tanah kembali atau mengalir ke sungai dan bermuara di laut.

Sebagai sistem, penanganan drainase tidak dapat dilakukan secara individual, wilayah per wilayah. Rencana induk kota harus mampu mengintegrasikan jaringan air mulai dari hulu sampai dengan hilir. Oleh karena itu, kebijakan pemerintah punya pengaruh yang besar.

Kebijakan mengenai perbaikan sistem Dreinase kota Probolinggo ini memayungi prosedur-prosedur standar pengendalian air, semisal, standar penyambungan saluran air hujan, air limbah, atau juga septictank rumah tangga. Melalui konsultan teknisnya, pemerintah Kota Probolinggo telah menjadi fasilitator bagi masyarakatkota probolinggo. Hal ini juga didukung dengan masyarakat, partisipasi dan sikap proaktif akan menentukan keberhasilan rencana induk kota probolinggo.

Banyak hal yang menjadi permasalahan dan kendala dalam sistem drainase kota Probolinggo, masalah teknis konsep drainase perkotaan kita. Air hujan yang turun ke permukaan tanah masih dibuang ”secepat-cepatnya” ke sungai. Air hujan yang turun tidak diberi kesempatan untuk meresap sebagai cadangan air tanah. Akibatnya tanah tak punya cadangan air, muka air tanah turun, kekeringan melanda. Sementara itu, sungai tidak lagi mengalirkan air bersih. Air sungai bercampur juga dengan air limbah, baik itu skala kecil maupun besar. Tumpang tindih fungsi atas keberadaan sungai ini jelas membawa banyak permasalahan yang potensial merusak lingkungan.

Muncul dalam pengelolaan sistem drainase perkotaan adalah integrasi jaringan antar wilayah/kabupaten. Sebagai sebuah jaringan dan sistem, tidak mungkin bila aliran air dikelola sendiri-sendiri. Pendimensian saluran, penggunaan sungai secara terpadu, sosialisasi kepada masyarakat harus dilakukan secara menyeluruh.

Drainase merupakan salah satu faktor pengembangan irigasi yang berkaitan dalam pengolahan banjir (float protection), sedangkan irigasi bertujuan untuk memberikan suplai air pada tanaman .Drainase dapat juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas.

Drainase jalan raya dibedakan untuk perkotaan dan luar kota.Umumnya di perkotaan dan luar perkotaan,drainase jalan raya selalu mempergunakan drainase muka tanah (Surface drainage). Di Kota Probolinggo saluran muka tanah selalu ditutup sebagai bahu jalan atau trotoar contohnya pembuangan saluran JL. bromo sisi timur dan barat. Menurut WARTO Kabid pengairan DPU kota probolinggo anggaran pembangunan saluran JL bromo sisi timur sejumlah 492.297.000,- yang dikerjakan oleh CV Sari Murni sedangkan sisi barat JL bromo sejumlah 889.094.000.- yang dikerjakan oleh CV Sumber RAJA. ”Kira- kira pengerjaannya kurang lebih sudah mencapai 40 %”, tandas Warsito.

Sebagaimana diluar perkotaan, ada juga saluran drainase muka tanah tidak tertutup (terbuka lebar), dengan sisi atas saluran rata dengan muka jalan sehingga air dapat masuk dengan bebas. Drainase jalan raya perkotaan elevasi sisi atas selalu lebih tinggi dari sisi atas muka jalan .Air masuk ke saluran melalui inflet. Inflet yang ada dapat berupa inflet tegak ataupun inflet horizontal. Untuk jalan raya yang lurus, kemungkinan letak saluran pada sisi kiri dan sisi kanan jalan. Jika jalan ke arah lebar miring ke arah tepi, maka saluran akan terdapat pada sisi tepi jalan atau pada bahu jalan, sedangkan jika kemiringan arah lebar jalan kearah median jalan maka saluran akan terdapat pada median jalan tersebut. Jika jalan tidak lurus ,menikung, maka kemiringan jalan satu arah , tidak dua arah seperti jalan yang lurus. Kemiringan satu arah pada jalan menikung ini menyebabkan saluran hanya pada satu sisi jalan yaitu sisi yang rendah.

Untuk menyalurkan air pada saluran ini pada jarak tertentu,direncanakan adanya pipa nol yang diposisikan dibawah badan jalan untuk mengalirkan air dari saluran. Untuk masalah rehab saluran pembuangan, yang semula selebar 8 meter menjadi 5 meter saja sehingga jalan semakin lebar sebanyak 3 meter. Menurutnya “TIM saya telah meneliti saluran tersebut dan hasilnya 5 meter saja sudah bisa menampung buangan masyarakat.dari kelurahan triwung lor, triwung kidul, dan ketapang dan dinormalisasi hingga hilir”.

Dengan adanya program Rehab saluran Drainase ini dapat menjadikan pembangunan kota semakin baik. Harapannya dengan adanya Sistem Dreinase yang baik mampu mencegah terjadinya penyumbatan yang mengakibatkan Banjir serta perusakan lingkungan terutama saat musim penghujan tiba.
J&J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Boleh Kasih Masukan Disini???