Selasa, 24 November 2009

Bagian Perekonomian dan Penanaman Modal Fasilitasi Investasi, Awasi Inflasi

Bagian Perekonomian dan Penanaman Modal mulai berdiri pada Januari 2009, dipimpin oleh Dra. Hj. Herrien Purnamawati, M.Si. Sebagai lembaga baru, tentunya masih banyak masyarakat baik yang memiliki kepentingan maupun, masih belum tahu secara pasti tugas pokok dan fungsi (tupoksi) lembaga ini. Berikut petikan wawancara singkat tim tabloid Suara Kota dengan Dra. Hj. Herrien Purnamawati, M.Si, Selasa (29/9).

Suara Kota : Sebagai lembaga baru, banyak masyarakat yang belum tahu apa saja tugas pokok dan fungsi dari lembaga yang ibu pimpin?.
Hj. Herrien : Bagian Perekonomian dan Penanaman Modal Sekretariat Daerah Kota Probolinggo memang baru tahun ini berdiri. Meski terbilang baru, kami memiliki tugas melaksanakan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis pembinaan dan monitoring di bidang sarana perekonomian, peningkatan produksi dan penanaman modal.
Fungsi dari bagian ini adalah mengumpulkan dan pengolahan data serta menyiapkan bahan pembinan dibidang pertanian, industri, perdagangan, pariwisata, pertambangan, energi, tranportasi dan komunikasi, Koperasi dan perbankan, investasi daerah. Kami memfasilitasi setiap investor yang ingin menanamkan modalnya di Kota Probolinggo.
Selain itu, Bagian Perekonomian dan Penanaman Modal juga memiliki fungsi pengumpulan bahan, penganilisisan dan pertimbangan serta saran untuk meningkatkan perekonomian daerah.
Suara Kota : Berbicara soal penguatan ekonomi, tentunya tidak terlepas dari daya beli masyarakat. Bagaimana dengan hal ini?.
Hj. Herrien : Berdasarkan pemantauan kami, daya beli masyarakat Kota Probolinggo cukup tinggi. Hal ini bisa kita lihat dari semakin meningkatnya investor besar dibidang konsumsi di Kota Probolinggo. Meskipun itu tidak bisa dijadikan indikator menguatnya daya beli masyarakat secara keseluruhan, setidaknya para investor itu beralasan Kota Probolinggo memiliki daya beli yang cukup tinggi dari pada daerah sekitar.
Suara Kota : Bagaimana dengan inflasi, bukankan hal ini mengancam daya beli masyarakat ?.
Hj. Herrien : Memang benar, selain menggerus daya beli masyarakat, Inflasi berdampak pada peningkatan ongkos produksi dan harga jual produk. Ini sangat riskan, akan tetapi kami juga telah mengawasi pergerakan inflasi di Kota Probolinggo.
Suara Kota : Dengan cara apa?
Hj. Herrien : Perlu diketahui, Kota Probolinggo adalah satu dari delapan daerah yang dijadikan sample penentu angka-angka inflasi atau deflasi di Jawa Timur. Selain Kota Probolinggo ada Kota Malang, Kota Surabaya, Kabupaten Madiun, Kabupaten Jember, Kabupaten Lumajang, Kota Kediri dan Kabupaten Sumenep. Alasan dipilihnya daerah-daerah ini menurut Bank Indonesia adalah titik-titik penentu inflasi Nasional.
Kami telah membentuk Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) yang terdiri dari beberapa unsur seperti PLN Probolinggo, Sub. Dolog, PDAM, UPTD Pasar, BPS, Bappeda, Dishub, Dinas Sosial, Disnaker, Dinas Pendidikan, Dinas PU, Dinas Koperindag, Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian, Bagian hukum dan Bagian Humas dan Protokol.
Suara Kota : Bagaimana TPID mengendalikan Inflasi?
Hj. Herrien : Sebenarnya kami tidak mengendalikan Inflasi langsung dilapangan. Masing-masing unsur melaporkan apakah yang mereka tangani mengalami inflasi atau tidak. Seperti halnya Dinas Perhubungan, bagaimana tarif angkotnya, Dinas Koperindag mencermati bagaimana pergerakan harga sembako, dari Dinas Kesehatan juga mengawasi pergerakan harga obat-obatan. Dari semua unsur tersebut menghimpun laporan yang akan diserahkan kepada Bank Indonesia.
Suara Kota : Bagaimana Tim ini memperoleh angka-angka Inflasi ataupun deflasi di Kota Probolinggo?.
Hj. Herrien : Kami tidak bisa menentukan angka sendiri. Semua dihitung oleh BI. Kami tidak tahu secara pasti perhitungannya, akan tetapi nanti BI lah yang memberikan laporan kepada kita, apakah terjadi inflasi ataukah deflasi.
Suara Kota : Setelah diketahui apakah terjadi Inflasi atau deflasi, apa langkah-langkah Bagian Perekonomian dan Penanaman Modal yang dalam hal ini sebagai Sekretaris TPID?.
Hj. Herrien : Sudah pasti kami akan mengambil tindakan. Seperti yang terjadi di bulan Agustus kemarin, inflasi Kota Probolinggo sebesar 1,48 persen naik 0,09 persen dari bulan Juli. Menurut Bank Indonesia, inflasi kita diatas inflasi Nasional yang sebesar 1,22 persen. Pada bulan September, dimana bersamaan dengan bulan puasa dan menjelang Idul Fitri, Bagian Perekonomian dan Penanaman Modal telah melaporkan kepada Walikota Probolinggo kemungkinan-kemungkinan inflasi tersebut, dan Walikota melalui Bagian Perekonomian dan Penanaman Modal telah mengeluarkan surat edaran kepada TPID untuk melakukan langkah-langkah dilapangan.
Suara Kota : Seperti apa Ibu?.
Hj. Herrien : Berdasarkan rekomendsi dari BI, Walikota menginstruksikan 6 (enam) langkah bagi TPID. Pertama, optimalisasi pengawasan terhadap distribusi bahan makanan utama seperti gula pasir, beras dan minyak goreng. Kedua, mengoptimalkan pengawasan ketersediaan stok bahan makanan utama di pasar seperti daging, telor, cabe dan sebagainya. Ketiga, pengawasan terhadap peredaran uang palsu. Uang palsu ini banyak beredar saat ramadhan dan menjelang hari raya. Hal ini diketahui dari laporan pedagang kepada UPTD. Pasar. Keempat, mengawasi perkembangan kenaikan harga karena kebijakan Pemerintah seperti kenaikan tarif dasar listrik, LPG, Sektor Pendidikan dan PDAM. Kelima, menghimbau kepada Produsen dan distributor untuk menyediakan stok 10-15 persen dari rata-rata untuk antisipasi kekurangan pasokan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat serta yang keenam, TPID diharapkan melakukan komunikasi yang lebih intensif dengan pelaku pasar dan masyarakat untuk meredam ekspektasi masyarakat yang berlebihan yaitu melakukan aksi borong melalui media massa.
Suara Kota : Kedepan, apa harapan dari Ibu terhadap investasi dan perkembangan perekonomian di Kota Probolinggo?.
Hj. Herrien : Tentunya kita berharap Kota Probolinggo mampu menjadi surga investasi. Kami siap memfasilitasi setiap penanam modal yang berkeinginan mengembangkan usaha atau memulai usaha baru di Kota Probolinggo. Dengan demikian, semakin tingginya investasi maka masalah-masalah lain seperti pengangguran bisa diatasi. Dengan kata lain masyarakat kita mampu mendapatkan penghasilan dan meningkatkan daya beli mereka. Hal ini tentunya akan berdampak pada kenaikan perekonomian Kota Probolinggo. Untuk itu, hal ini tentunya perlu mendapat dukungan dari semua lapisan masyarakat Kota Probolinggo. Tidak ada aksi-aksi massa yang mengganggu keamanan sehingga investor merasa aman berinvestasi disini. (Hmz)

Keterangan : Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat atau adanya ketidak lancaran distribusi barangDengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga.
Deflasi adalah suatu periode dimana harga-harga secara umum jatuh dan nilai uang bertambah. Deflasi adalah kebalikan dari inflasi. Bila inflasi terjadi akibat banyaknya jumlah uang yang beredar di masyarakat, maka deflasi terjadi karena kurangnya jumlah uang yang beredar. Salah satu cara menanggulangi deflasi adalah dengan menurunkan tingkat suku bunga.
Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan dimasa depan. Terkadang, investasi disebut juga sebagai penanaman modal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Boleh Kasih Masukan Disini???